Investasi saham (jangka panjang)
Investasi jangka panjang punya strategi yang berbeda dengan trading saham. Praktiknya saja berbeda. Ketika kamu memulai investasi saham jangka panjang, kamu mendiamkan modalmu itu di sebuah perusahaan dalam kurun waktu lebih dari setahun.
Untuk mendapatkan keuntungan kamu perlu menjual saham tersebut ketika harganya naik. Jadi, di sini kamu menunggu momen yang pas. Inilah strategi yang diperlukan.
Tahu analisis teknikal
Analisis teknikal ini harus kamu kuasai bahkan sebelum memutuskan masuk ke dunia trading saham. Analisis teknikal bisa membuatmu tahu kapan waktu yanh tepat untuk membeli dan menjual saham. Cara mempelajarinya kamu perlu membaca buku tentang analisis teknikal dan mengikuti seminar atau workshop trading saham.
Sumber Keuntungan Investasi Saham
Dengan memilih saham sebagai instrumen saham setidaknya kamu bisa mendapatkan dua sumber keuntungan yang bisa didapatkan, yaitu capital gain dan dividen.
Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual suatu saham. Keuntungan ini bisa didapatkan ketika kondisi harga beli lebih rendah dibandingkan dengan harga ketika dijual.
Kamu membeli saham perusahaan ABCD pada harga Rp1000 sebanyak 5 lot
Harga beli 1 lot = Rp2.000 x 100 lembar
Harga beli 5 lot = Rp100.000 x 5
Jadi, harga beli 5 lot saham ABCD = Rp500.000
Setelah 1 bulan, Kamu menjual seluruh saham ABCD yang dimiliki pada harga Rp1.500
Harga jual 1 lot = Rp1.500 x 100
Harga jual 5 lot = Rp 150.000 x 5 = Rp 750.000
Jadi, harga jual saham ABCD = Rp 750.000
Capital gain = Rp750.000 – Rp 500.000 = Rp250.000
Sehingga keuntungan saham yang kamu dapatkan (capital gain) saat menjual saham ABCD adalah Rp250.000.
Namun di sisi lain, berinvestasi saham juga memiliki risiko capital loss. Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain. Capital loss adalah kerugian yang terjadi ketika kamu menjual saham pada saat harganya turun atau harga lebih rendah dibandingkan membeli.
Oleh karena itu, kamu perlu hati-hati ketika melakukan transaksi saham sehingga berinvestasi pada saham kurang cocok jika dilakukan oleh investor pemula terutama yang memiliki profil risiko risk averse (menghindari risiko/konservatif).
Dividen merupakan pendapatan perusahaan yang dibagikan pada para pemegang saham secara regular. Keuntungan ini bisa didapatkan ketika kamu menyimpan saham dalam jangka waktu yang lama (tidak diperjual-belikan) atau memiliki saham sebelum cum date.
Cum date atau singkatan dari cumulative date merupakan tanggal penentuan bagi para investor yang berhak mendapatkan dividen dari perusahaan tertentu karena memiliki saham tersebut. Pembagian dividen perusahaan berbeda-beda yaitu dilakukan setiap 1 tahun sekali, 1 tahun 2 kali, atau dalam jangka waktu tertentu sesuai kebijakan perusahaan.
Lalu, sekarang kamu pasti bingung apakah harus memilih trading saham atau investasi jangka panjang. Keduanya pun punya keuntungan dan risikonya masing-masing. Jadi, kamu bisa memilihnya sesuai dengan karakteristik.
Jika ingin punya penghasilan yang cepat, kamu bisa memilih trading saham. Jika ingin punya keuntungan yang banyak dalam waktu sekaligus, kamu bisa memilih investasi jangka panjang.
Harus tahu analisis fundamental
Analisis fundamental berbeda dengan analisis teknikal yang digunakan di trading saham. Sebelum memilih membeli sebuah saham, kamu perlu memeriksa laporan keuangan dari emiten saham tersebut.
Kamu harus bisa membaca apakah perusahaan tersebut memiliki keuangan yang sehat dan bisa bertahan sampai beberapa waktu ke depan. Lalu, apakah perusahaan tersebut memiliki profit yang nyata, dan yang terpenting utangn yang dimilikinya harus dalam batas wajar.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta (BPS-Statistics DKI Jakarta Province)Jl. Salemba Tengah No. 36-38 Paseban Senen Jakarta Pusat
E-mail : [email protected]
Jakarta – Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba bersih bank yang dipimpin Lim Chu Chong sebagai presiden direktur ini merosot 11,49 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,29 triliun di September 2024 dari Rp1,46 triliun di September 2023.
Mengutip laporan keuangan Bank DBS Indonesia per September 2024, pada Jumat, 15 November 2024, penurunan laba terjadi di tengah peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 17,95 persen, menjadi Rp4,44 triliun. Tapi, tingginya beban operasional dan peningkatan biaya bunga membuat peningkatan pendapatan itu tak berdampak positif pada laba bersih bank.
Pendapatan bunga bersih Bank DBS Indonesia sebenarnya memperlihatkan tren positif dengan peningkatan 17,95 persen, didorong oleh kenaikan pendapatan bunga 21,79 persen menjadi Rp7,01 triliun. Sayangnya, beban bunga yang melonjak hingga 29,11 persen membuat margin bunga bersih (NIM) bank ini turun dari 6,10 persen menjadi 5,56 persen. Kondisi ini menunjukkan adanya tekanan pada profitabilitas meskipun ada pertumbuhan pada pendapatan bunga.
Sementara, kinerja beban operasional lainnya mengalami peningkatan signifikan, melonjak 47,33 persen menjadi Rp2,79 triliun. Hal ini berdampak langsung pada efisiensi operasional bank, yang tercermin pada rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang meningkat dari 76,93 persen menjadi 80,58 persen.
Kenaikan ini mengindikasikan beban operasional yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan operasional yang dihasilkan, sehingga pada akhirnya menekan laba bersih.
Bank DBS Indonesia juga mencatatkan penurunan rasio return on assets (ROA) dari 2,40 persen menjadi 1,72 persen, serta return on equity (ROE) yang turun dari 18,65 persen menjadi 14,24 persen. Rasio-rasio ini menunjukkan bahwa pengembalian terhadap aset dan ekuitas bank menurun signifikan, menandakan adanya pelemahan bank dalam menghasilkan keuntungan yang optimal dari aset dan modal yang dimiliki.
Di lain sisi, meski terdapat peningkatan pada aset yang tumbuh 19,59 persen menjadi Rp133,20 triliun, serta dana pihak ketiga (DPK) yang naik 8,52 persen menjadi Rp88,8 triliun, pertumbuhan kredit Bank DBS Indonesia hanya mencapai 3,42 persen menjadi Rp65,15 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di bawah rata-rata industri perbankan yang mencapai 10,85 persn pada September 2024.
Meski begitu, kualitas aset Bank DBS Indonesia masih berada pada tingkat yang aman. Rasio non performing loan (NPL) gross sedikit meningkat dari 3,20 persen menjadi 3,21 persen, tapi masih jauh di bawah batas aman 5 persen.
NPL net bahkan menunjukkan perbaikan dengan penurunan dari 0,49 persen menjadi 0,47 persen. Rasio NPL yang terjaga ini menandakan bahwa kualitas kredit Bank DBS Indonesia masih dalam kategori yang sehat.
Selain itu, Bank DBS Indonesia juga mempertahankan tingkat likuiditas yang cukup baik, dengan loan to deposit ratio (LDR) turun menjadi 72,81 persen dari 76,37 persen, yang berarti bank ini memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban pinjaman. Meskipun demikian, LDR yang terlalu rendah juga bisa mengindikasikan bahwa bank kurang optimal dalam menjalankan fungsi intermediasi.
Dalam hal modal, Bank DBS Indonesia mencatatkan kenaikan modal inti sebesar 16,29 persen menjadi Rp12,76 triliun, tapi capital adequacy ratio (CAR) bank mengalami penurunan dari 24,92 persen menjadi 22,97 persen. Penurunan rasio modal ini menunjukkan bahwa meski ada peningkatan modal, rasio kecukupan modal terhadap risiko yang dihadapi oleh bank berkurang. (*) Ari Nugroho
Ajaib.co.id – Investasi saham merupakan investasi yang menghasilkan keuntungan paling banyak, terutama untuk investasi jangka panjang. Banyak yang penasaran berapa persen keuntungan yang bisa didapatkan dari investasi jangka panjang ini. Untuk kamu yang pemula, mungkin kamu masih kebingungan beda dari investasi jangka panjang dan jangka pendek. Jadi, kita akan membahasnya sedikit.
Keuntungan berlipat-lipat ketika berhasil memilih saham yang tepat
Seperti yang sudah disebutkan di atas, investasi saham jangka panjang bisa dipraktekkan dengan mendiamkan sebuah saham dalam waktu yang lama. Tidak terpengaruh harga saham itu akan turun atau akan naik.
Tapi tentunya kamu punya target bahwa harga saham itu harus naik signifikan dibandingkan ketika pertama kali kamu membelinya. Berapa persen naiknya sukar diprediksi, tapi bisa memberikanmu kejutan.
Sangat mungkin sekali sebuah saham dengan harga Rp300, ketika kamu tunggu sampai 5 tahun, harganya naik jadi Rp30.000. Berapa persen kenaikannya? Sangat banyak, bukan?
Belum lagi dividen yang akan kamu dapatkan dari perusahaan. Untuk itulah kamu perlu menemukan perusahaan yang tepat. Jadi, berapa persen keuntungan ideal saham jangka panjang? Tidak bisa ditentukan dengan perhitungan biasa.
Investasi jangka panjang dan jangka pendek, mana yang lebih untung?
Investasi saham merupakan salah satu instrumen investasi yang punya risiko paling tinggi. Hal ini dikarenakan nilai saham yang fluktuasinya sering naik-turun tak menentu, dan tidak terprediksi juga.
Artinya jika hari ini mengalami kenaikan, bisa saja harga saham besoknya tiba-tiba turun sangat jauh, dan terkadang hal itu bisa membuat investor khawatir karena modal mereka bisa hilang dalam sekejap.
Inilah yang harus kamu persiapkan ketika memasuki pasar modal. Kamu bisa saja mendapatkan keuntungan kapan pun dan bisa saja kehilangan modal kapan pun.
Untuk itulah kamu perlu tahu strategi apa saja yang harus dilakukan untuk meminimalisir risiko. Strategi yang dipasang di investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek itu berbeda.
Mulai dari modal kecil
Untuk memulai trading saham sekarang tidak memerlukan modal yang besar. Seperti di Ajaib, kamu bebas menentukan modal pertamamu. Untuk pemula, menyediakan modal kecil pun tidak masalah karena masih ingin belajar dulu.
Semakin banyak modal, semakin banyak keuntungan yang didapatkan
Di investasi saham sebenarnya tidak dibatasi berapa modal yang ingin kamu keluarkan, tapi semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak keuntungan yang bisa kamu miliki.
Memasang target yang realistis
Ketika memutuskan untuk trading saham kamu perlu memasang target. Namun, target ini tidak bisa sembarangan target, yang artinya kamu perlu realistis dalam menentukan keuntungan yang ingin didapat.
Berapa persen keuntungannya? Itu terserah kamu. Mendapatkan keuntungan antara 3 hingga 5 % saja sudah cukup bagus jika kamu bisa konsisten meraihnya setiap hari.
Walaupun bisa mendapatkan keuntungan setiap hari, kamu harus tetap bersabar karena ini bukan sekadar kegiatan main-main. Di trading saham pun kamu tidak bisa langsung mendapatkan hasil yang banyak. Harus bersabar menunggu sampai targetmu tercapai.